MACRO'SPHY
“Roh di kakimu berkata ‘pergi’, dan saya pergi” –Matthew Brady
©tiyerreysgallery 12:08:2013/06:17/Jember
Cobalah
untuk tidak menggunakan ISO tinggi. Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan
perbesaran yang “wah”, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping,
cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi
akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan
cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto (grain adalah titik
buran yang dihasilkan oleh foto).
©tiyerreysgallery 27:01:2013/09:20/Jember
Pastikan kamera tidak
shake/goyang. DoF yang sempit pada foto makro
berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan
saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera
tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan
tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi
diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.
©tiyerreysgallery 07:07:2013/09:50/Gunung Bromo, Probolinggo
Gunakan bantuan cahaya
lampu flash. Foto makro yang dihasilkan dengan
cahaya alami tentu saja sangat baik. Jika anda tidak memiliki external flash,
anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.
©tiyerreysgallery 30:09:2013/14:11/Surabaya
Cobalah untuk selalu menggunakan
manual fokus. Untuk mendapatkan perbesaran
maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa
anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus
yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan
fokus yang pas.(*https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi_makro)
©tiyerreysgallery 18:09:2012/17:02/Surabaya
Jika kalian ingin melihat hasil
karya foto-foto macro, maka kalian bisa melihatnya di situs internasional
seperti 500px, 1px, dan situs lainnya. Disana terdapat banyak sekali karya macro photography, dan yang terpenting
adalah para fotografer macro itu sendiri.